Wirausaha digital adalah sub kategori
dari kewirausahaan dimana organisasi tradisional yang bergerak secara fisik di
digatalisasikan, sehingga wirausaha tradisional berubah dalam bentuk usaha baru
di era digital (Hull et al., 2007; Le Dinh et al., 2018), baik secara produk,
distribusi maupun lokasi usaha Hair et al. (2012). Wirausaha digital juga
merupakan upaya mencapai peluang usaha baru melalui media baru dan teknologi
internet (Davidson and Vaast, 2010). Lebih spesifik Richter et al. (2017)
menyatakan wirasuaha digital adalah upaya untuk memperoleh pangsa pasar,
peluang usaha yang menghasilkan uang serta berupaya menjadi inovatif, radikal
dan pengambil resiko. Wirausaha digital menurut Sussan and Acs (2017) agen yang
melakukan kegiatan komersial atau sosial baik pemerintah maupun industri yang
menggunakan teknologi digital.
Memasuki masa revolusi industri 4.0
tentunya kita berada di era yang modern. Konsep industri 4.0 sendiri pertama
kali digunakan di publik pada tahun 2011, tepatnya saat pameran industri
Hannover Messe, Hannover. Setelah kita mengetahui sedikit sejarah revolusi
dalam industri yang dimulai sejak abad ke-18 sampai sekarang, mari kita
membahas 4 prinsip penting dalam industri 4.0.
1. Interkoneksi (Interconnection)
Prinsip pertama dalam revolusi industri 4.0
adalah interkoneksi atau hubungan antar manusia, alat, dan mesin dalam
berkomunikasi satu sama lain dengan Internet of Things (IOT) atau Internet of
People (IOP).
2. Transparansi Informasi
Teknologi yang ada tentunya memungkinkan dan
mempermudah seseorang dalam mengumpulkan berbagai jenis data penting dalam
proses produksi untuk membantu mengambil keputusan. Prinsip interkoneksi juga
membantu seseorang dalam mengidentifikasi area mana yang perlu mendapatkan
sentuhan inovasi dalam proses produksi.
3. Bantuan Teknis Prinsip ketiga adalah bantuan
teknis dengan informasi relevan dan penting untuk mengambil sebuah keputusan
tepat dan memecahkan masalah dengan cepat. Selain itu, kehadiran cyber physical
system akan membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan berat dan berbahaya
jika dilakukan secara manual.
4. Pengambilan Keputusan
Cyber physical system akan memutuskan sendiri
secara otomatis dalam melakukan tugas sesuai dengan fungsi yang benar tanpa
membutuhkan campur tangan dari pihak eksternal.
Industri 4.0 tentunya diharapkan untuk
dapat mengoptimalkan produksi karena memberikan keuntungan bagi perusahaan dan
lebih efisien waktu. Hal ini tentunya sangat berpengaruh bagi industri yang
mengandalkan peralatan-peralatan manufaktur yang mahal. Dunia digital mengalami
perubahan yang sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak
menghalangi sebagian pelaku usaha untuk menerapkan strategi digital dalam menjalankan
usaha mereka. Namun, hal ini tidak berlaku bagi semua pihak, dimana masih
terdapat sebagian pelaku usaha yang merasa ragu dan khawatir dengan konsekuensi
dari penerapan strategi ini. Tidak heran bila banyak manajer risiko mengambil
kebijakan untuk memperlambat perjalanan digital dalam organisasinya. Strategi
dalam menghadapi transformasi digital tersebut adalah:
1. Membuat rencana digital secara komprehensif
Setiap organisasi yang ingin sukses dalam
menghadapi transformasi digital perlu membuat rencana digital yang rinci dan
komprehensif. Rencana tersebut memuat tujuan akhir yang ingin dicapai, target
jangka panjang maupun jangka pendek, serta matriks yang dipergunakan untuk
mengukur efektivitas strategi digital yang dijalankan. Semua aspek perencanaan
tersebut harus berjalan beriringan dengan aspek lain dari organisasi tersebut.
Perencaanan yang matang akan membantu organisasi untuk tetap berada di jalur
yang tepat sepanjang perjalanan digital mereka.
2. Perekrutan SDM yang tepat
Untuk dapat mengimbangi perkembangan dunia
digital yang begitu cepat dibutuhkan SDM yang memiliki skill dan kemampuan yang
tepat. Perekrutan SDM yang memiliki skill dalam hal penguasaan AI atau
kecerdasan buatan, kemampuan dalam hal programming robotic, atau kemampuan teknis
lain seperti pengembangan model analitik perlu dilakukan untuk memastikan
organisasi tersebut tidak ketinggalan dalam aspek digital.
3. Menggunakan teknologi yang tepat dan sesuai
kebutuhan
Pemanfaatan teknologi sebagai menjalankan usaha
menjadi salah satu strategi dalam menghadapi transformasi digital. Contoh dari
pemanfaatan teknologi ini adalah penggunaan program RPA untuk menjalankan tugas
rutin seperti pengambilan data, penggunaan kecerdasan buatan untuk melakukan
tes populasi, dan juga menggunakan Internet of Things (IoT) untuk melakukan
asesmen terhadap resiko yang dapat muncul setiap saat dalam proses menjalankan
usaha.
4. Pemanfaatan data real time
Teknologi digital memungkinkan para pelaku
usaha dan pemilik usaha untuk mendapatkan data secara real time. Data ini dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat berdasarkan hasil
asesmen terhadap dampak yang mungkin terjadi, resiko yang harus dihadapi, serta
waktu yang tepat untuk melaksanakan keputusan tersebut.
5. Membangun komunikasi antara pengambil
keputusan dengan pelaku dunia digital
Sebuah strategi digital dapat diterapkan saat
telah mendapat persetujuan dari para pengambil keputusan. Oleh karena itu,
perlu dibangun komunikasi antara para pengambil keputusan dan para pelaku dunia
digital dalam organisasi yang sama. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara mulai dari bekerja sama dalam mengembangkan strategi risiko atau
memberi laporan berkala mengenai risiko dari setiap strategi digital yang akan
diambil.
6. Penggunaan matriks risiko yang tepat
Setiap aksi atau strategi digital yang
diterapkan dalam sebuah organisasi memiliki risiko masing-masing. Penggunaan
matriks risiko menjadi hal yang krusial, untuk melihat seberapa besar risiko
yang dihadapi. Dengan memahami risiko yang ada, para pengambil kebijakan dapat
menjadi lebih proaktif dalam mengambil tindakan pencegahan atau penanggulangan
risiko tersebut.
Transformasi digital yang terjadi telah
membawa berbagai dampak positif untuk berbagai aspek kehidupan. Dengan
perkembangan perangkat telekomunikasi serta ketersediaan jaringan internet,
saat ini kita dapat melakukan berbagai aktivitas secara online. Mulai dari berbelanja,
mendengarkan musik, membaca berita, dan lain-lain. Melihat digitalisasi yang
telah terjadi di segala aspek, penting bagi suatu perusahaan untuk mengikuti
proses transformasi digital tersebut.
Mengaplikasikan teknologi digital juga
memungkinkan bisnis kecil menjangkau target pasar yang luas. Jika sebelumnya
pemasaran dilakukan dengan membayar iklan di televisi, radio, atau media cetak,
kini pemasaran dapat dilakukan secara online. Dengan membangun sebuah website,
bisnis kecil pun juga memiliki kesempatan untuk memasarkan layanannya ke
seluruh wilayah Indonesia. Saat ini kita telah memasuki dunia digital, segala
hal memungkinkan dapat dikendalikan dari segala tempat melalui jaringan
internet dengan perangkat gadget / smartphone. Hal itu semakin memudahkan
mobilitas manusia dalam berkegiatan sehari - hari termasuk dalam dunia bisnis
khususnya dalam bidang ekonomi kreatif, sehingga fenomena ini semakin
mengukuhkan dunia menuju arah ekonomi digital. Misalnya secara sederhana kita
mengenal email, penggunaan website, aplikasi, pengelolaan produk secara online,
serta transaksi online.
Dalam bidang teknologi informasi sendiri,
tantangan nyata pada era digital semakin kompleks karena berbagai bidang
kehidupan membawa pengaruhpengaruh yang bisa membuat perubahan di setiap sisi.
Teknologi informasi merupakan bidang pengelolaan teknologi dan mencakup
berbagai bidang (tetapi tidak terbatas) seperti proses, perangkat lunak
komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa program, dan data
konstruksi. Setiap data, informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format
visual apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian
dari teknologi informasi.
Teknologi informasi memfasilitasi bisnis
dalam empat set layanan inti untuk membantu menjalankan strategi bisnis: proses
bisnis otomatisasi, memberikan informasi, menghubungkan dengan pelanggan, dan
alat-alat produktivitas. Tantangan dalam bidang teknologi informasi sangat
banyak seperti memecahkan suatu masalah, membuka kreativitas, meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan. Era digital harus disikapi
dengan serius, menguasai, dan mengendalikan peran teknologi dengan baik agar
era digital membawa manfaat bagi kehidupan. Pendidikan harus menjadi media
utama untuk memahami, mengusai, dan memperlakukan teknologi dengan baik dan
benar. Demikian juga pemerintah melakukan kajian mendalam era digital ini dalam
berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan atau
keamanan serta teknologi informasi.